Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apa saya Layak Jadi Seorang Guru?

Apa saya Layak Jadi Seorang Guru? - Pertanyaan ini yang selalu muncul di benak saya beberapa hari ini. Terkadang saya merasa tidak pantas dan  tidak layak untuk menjadi seorang guru. Mengapa tidak saya berpikir demikian, mengingat betapa besarnya tanggun jawab yang harus dipenuhi untuk mendidik dan mengajarkan sesuatu kepada siswa-siswa. Mengajar memang tidak ada masalah tapi untuk mendidik itu yang jadi masalah besar bagi saya.

Apa saya Layak Jadi Seorang Guru

Mungkin sebagian besar dari guru-guru memandang pemikiran saya ini sangat kolot dan terlalu melebihkan sesuatu yang seharusnya tidak perlu dipermasalahkan. Terkadang saya sering cerita sama teman-teman sesama pendidik bagaimana susahnya menjadi seorang pendidik, beberapa dari mereka hanya mengatakan "Tidak usah dipedulikan siswa-siswa yang nakal dan kurang pandai karena kalau itu yang Bapak perhatikan, Bapak akan setengah mati dalam mengajar mereka semua". Dasar saya yang keras kepala dan selalu mempersulit diri, bagi saya yang terpenting dalam mengajar adalah melakukan yang terbaik bagi mereka semua tidak pandang bulu mau yang nakal, bodo,pandai semua saya ingin perlakukan sama. Akan tetapi terkadang ego saya ini membuat kesulitan bagi diri saya sendiri.

Terkadang saya merasa belum layak menjadi seorang pendidik karena selama beberapa bulan ini mengajar di sebuah SMP belum ada perkembangan signifikan yang saya bisa berikan buat sekolah tersebut.

Dunia pendidikan yang dulu saya pikir adalah tempat untuk mengabdikan diri dan memberikan segalanya serta tempat yang sangat suci, tempat para generasi muda menimbah ilmu dan bekal untuk membangun bangsa ini ternyata masih banyak terdapat kejanggalan dan tindakan-tindakan yang seharusnya tidak pantas dilakukan bagi seorang pendidik.

Sebuah kata "IDEAL" masih sangat tidak layak untuk diberikan kepada dunia pendidikan kita. Sebagai seorang pendidik hendaknya kita berpikir betapa pentingnya misi yang kita embang "Memanusiakan manusia". Apa yang saya lihat di kenyataan ternyata berbanding terbalik dengan yang selama ini ditanamkan pada diri saya. Hati ini menjerit ingin melakukan perubahan tapi apa daya. Saya hanya seorang pendidik yang tidak punya daya dan kuasa untuk melakukan perubahan.