Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cita-citaku tidak Setinggi Langit

Cita-citaku tidak Setinggi Langit - Cita-cita sesuatu yang ingin kita raih di masa depan, entah apakah itu tentang pekerjaan, jodoh dan lain sebagainya. Sering kali kita diajarkan di bangku sekolah oleh para guru, gantungkan cita-citamu setinggi langit. Bercita-citalah setinggi mungkin agar kelak engkau bisa hidup layak, menikmati hidup sebagaimana mestinya yang kebanyakan diimpikan oleh orang.
Cita-citaku tidak Setinggi Langit

Cita-citaku tidak Setinggi Langit


Perjalanan kehidupan di muka bumi mengjarkanku begitu banyak hal tentang dunia, tepat ketika tulisan ini saya buat umurku hampir mencapai 30 Tahun. Sejak kecil aku tumbuh menjadi seorang anak yang sering membangkan kepada orang tua, sering kena marah dan banyak sekali menimbulkan masalah di keluarga. Walaupun aku tergolong anak yang bermasalah di keluarga, prestasi di sekolah boleh dikata cukup.

Sering kali ketika dimarahi di rumah karena berbuat masalah kadang terbesit dalam diri untuk jadi anak yang baik. Tapi hal yang sama selalu terulang kembali, masalah dan masalah dan itu terus berulang seperti lingkarang setan. Titik balik kehidupanku dimulai ketika Ayahandaku tercinta meninggalkan kami selamanya di dunia ini, tepat ketika aku duduk di bangku SMP kelas 3 (Kelas 9 sekarang ini).

Sejak saat itu aku terus berusaha menjadi anak baik dan memberikan yang terbaik buat Ibundaku tercinta. Akupun berusaha belajar dengan giat untuk meraih cita-citaku agar gelak bisa memberikan kebahagian buat Ibundaku yang dulu tidak sempat kuberikan buat Ayahandaku.

Alhasil akupun bisa menlajutkan kuliah di salah satu universitas ternama di kampungku, pertemuanku dengan seorang gadis di tempat kuliahku menjadi sebuah momentum yang sangat luar biasa. Momentum yang meberikan begitu banyak pembelajaran mengenai hidup, membuatku begitu bersemangat dan termotivasi untuk bekerja lebih giat mencapai cita-citaku. Kurang lebih 4 tahun akupun berhasil menyelesaikan studiku di kampus tersebut dan berusaha untuk mencari pekerjaan yang layak dengan bermodalkan ijazah S1.

Beberapa bulan tinggal di kota mencari pekerjaan yang layak, akupun mendapat tawaran untuk mengajar di sebuah sekolah yang berada di pelosok desa. Karena mengingat jasa orang yang menawarkan kerjaan tersebut akupun menerima tawaran itu, sebagai balas jasa atas apa yang telah dia berikan kepadaku selama ini.

Dua tahun pertama kujalani kehidupanku di tempat itu membuatku sering termenung memikirkan hidupku di masa yang akan datang. Tentang cita-citaku yang semakin menjauh dan terus menjauh dari hari ke hari, cita-cita besar, cita-cita tinggi seolah menjadi isapan jempol belaka. Memberikan kebahagian buat orang tuaku seolah sirna dengan kenyataan yang sedang kualami.

Kurang lebih dua tahun menjalani kehidupan di tempat baruku akupun bertemu dengan sesorang yang sangat penting dalam kehidupanku sampai sekarang ini. Seseorang yang mengajariku tentang arti hidup di dunia, seseorang yang mengajariku begitu banyak hal. Seseorang yang jasanya tidak akan mungkin aku bisa balas, membuatku mengingat kembali cita-cita kecilku. Cita-cita yang sejak kecil sering terbesit dalam diriku ketika aku masih kecil, Ingin jadi orang yang baik.

Cita-citaku tidak Setinggi Langit, tidak sedalam samudra dan mungkin tidak ada orang yang menganggap cita-citaku ini memiliki arti di kehidupan ini. Aku hanya ingin jadi orang baik tak peduli apapun kata orang, bagaimana orang melihat dan menilaiku. Pangkat, jabatan, pekerjaan semuanya hanya rutinitas sehari-hari yang kujalani untuk meraih impian kecilku.

Dulu sering aku berpikir untuk meraih sebuah kebahagiaan dengan memiliki harta, pangkat, jabatan, pekerjaan yang bagus. Untuk membahagiakan Ibundaku harus dengan meraih semua itu, tapi sekarang semua itu terasa hambar. Satu hal yang kuketahui sekarang Ibundaku akan sangat bahagia ketika aku bisa jadi orang yang baik, pekerjaan, harta, jabatan hanyalah bonus dalam kehidupan ini yang akan memberikan rasa yang lain dari sebuah kebahagiaan.

Dari segala hal yang pernah kuraih dari kehidupan ini melalui proses panjang dan perjuangan luar biasa tidak ada apa-apanya dibandingkan berproses untuk jadi lebih baik. Sampai hari ini aku masih berjuang dan berproses untuk jadi orang baik dan perjalanan ini tidak akan pernah berakhir dan akan terus dan terus berjalan tidak ada hentinya.

Hidup ini pilihan, tapi tidak banyak orang di dunia ini yang punya kesempatan untuk memilih. Aku bersyukur karena punya kesempatan untuk memilih jalan hidupku sendiri. Orang mau menanggapinya seperti apa, itu terserah mereka...!!!