Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pendidikan Karakter Bangsa Butuh Keteladanan

Pendidikan Karakter Bangsa Butuh Keteladanan - Pendidikan karakter tidak berhasil jika hanya retorika. Suksesnya pendidikan karakter justru butuh keteladanan.

Pendidikan Karakter Bangsa Butuh Keteladanan

Pendidikan Karakter Bangsa Butuh Keteladanan

"Kita sering membicarakan karakter bangsa, tetapi hanya sebatas retorika. Tidak sedikitpun tercermin dalam kehidupan sehari-hari, terutama dari pemimpin bangsa. Padahal, pendidikan karakter itu efektif dengan keteladanan," papar Darni M Daud, Rektor Universitas Syiah Kuala dalam pertemuan tahunan Forum Rektor Indonesia di Universitas Haluoleo.

Idrus R Paturusi, Rektor Universitas Hasanuddin Makassar, mengatakan, pendidikan karakter bagi mahasiswa penting. "Begitu mahasiswa lulus, mereka nanti masuk persaingan. Tanpa karakter yang kuat, mereka tidak mampu bersaing," ujar Idrus.

Menurut Idrus, pendidikan karakter memang butuh keteladanan. Sebab, perangkat belajar pada manusia lebih efektif secara audio-visual.

Sementara itu, I Wayan Rai S, Rektor Institut Seni Indonesia Denpasar, mengingatkan pemanfaatan seni untuk membangun karakter dan meningkatkan daya saing bangsa. Selain melatih keterampilan, juga mampu menanmkan nilai-nilai. Artikel Pendidikan Agama ]

"Tetapi sayang, seni belum dipandang baik di negeri ini. Bahkan, sekolah seni saja masih sedikit. Padahal, seni berperan besar dalam pembentukan karakter bangsa," kata Wayan.

Retno S Sudibyo, Wakil Rektor Senior Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat Universitas Gadjah Mada (UGM), menjelaskan, pendidikan karater di kampus singkat. Seharusnya pembentukan karakter sudah secara serius dilaksanakan di jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Retno menjelaskan kampus ini memanfaatkan program kuliah kerja nyata (KKN) pemberdayaan masyarakat sebagai bagian dari pendidikan karakter. Mahasiswa dibentuk untuk berempati dan peduli secara multidisiplin keilmuan sekaligus membangun kepemimpinan.

Pendidikan berkarakter belakangan sering menjadi pembicaraan umum. Pendapat para pakar dan praktisi pendidikan pun mencuat kepermukaan. Tidak terkecuali lembaga pendidikan perguruan tinggi sebagai pencetak kader-kader pendidik ditingkat madrasah dan sekolah umum. Sepertinya mereka harus. berperan aktif menyelamatkan julukan pendidikan berkarater itu.

Rektor IAIN Imam Bonjol Padang Prof. Dr. H.Makmur Syarif, SH, M.Ag di Padang usai memberikan makalah beberapa waktu lalu di gubernuran Padang, dirinya menyatakan bahwa pendidikan berkarakter itu harus menjadikan tauhid (keyakinan yang bersumber dari Allah SWT) sebagai basis pendidikan karakter. Salah satu ciri dari pendidikan karakter itu, terdapat jiwa kemandirian, kejujuran, kedisiplinan serta ikhlas dan taat menjalankan ibadah sesuai dengan tuntutan ajaran Islam.