Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Artikel Pendidikan Karakter di Sekolah

Artikel Pendidikan Karakter di Sekolah - Pendidikan karakter, sekarang ini mutlak diperlukan bukan hanya di sekolah saja, tetapi di rumah dan di lingkungan sosial. Bahkan sekarang ini peserta pendidikan karakter bukan lagi anak usia dini hingga remaja, tetapi juga usia dewasa. Mutlak perlu untuk kelangsungan hidup bangsa ini.


Artikel Pendidikan Karakter di Sekolah

Bayangkan apa persaingan yang muncul ditahun 2021? Yang jelas itu akan menjadi beban kita dan orangtua masa kini. Saat itu, anak-anak masa kini akan menghadapi persaingan dengan rekan-rekannya dari berbagai belahan Negara di Dunia. Bahkan kita yang masih akan berkarya ditahun tersebut akan merasakan perasaan yang sama. Tuntutan kualitas sumber daya manusia pada tahun 2021 tentunya membutuhkan Good Character.

Mengapa kita perlu mengenali tipe kepribadian? Karena kepribadian adalah dasar dari pembentukan karakter seseorang, dan pada bagian inilah seseorang memiliki kecenderungan untuk merespon terhadap segala sesuatunya.

Artikel Pendidikan Karakter di Sekolah

Karakter merupakan hal yang pribadi untuk diketahui oleh semua orang, karena karakter seseorang terbaca tidak hanya dengan sekali atau duakali dalam berinteraksi melainkan kecenderungan untuk tetap selalu berinteraksi satu sama lain akan membuat satu sama lain mengerti akan karakter masing-masing.

Karakter seseorang merupakan penggabungan dari watak tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.

Kebijakan sendiri yang merupakan bagian dari karakter merupakan sejumlah nilai moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain. Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan karakter masyarakat dan karakter bangsa. [ Unsur-unsur Pendidikan ]

Oleh sebab itu pendidikan yang merupakan suatu wadah pembentukan karakter bangsa sudah seharusnya lebih melibatkan pendidikan kearah atau mengutamakan akhlak untuk membentuk moral bangsa ini dengan baik tanpa harus dipengaruhi oleh arus globalisasi yang berdampak negatif.

Pendidikan karakter sendiri merupakan pendidikan yang dimana menanamkan nilai serta karakter kepada setiap warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia yang berkualitas akhlaknya.

Pendidikan karakter yang menyeluruh menitikberatkan pada pendidikan yang tidak hanya menjadikan setiap anak didiknya menjadi manusia yang cerdas serta berprestasi akan tetapi menjadikan mereka sebagai pelaku baik bagi perubahan dalam hidupnya sendiri, yang pada gilirannya akan menyumbangkan perubahan dalam tatanan sosial kemasyarakatan menjadi lebih adil, baik, dan manusiawi.

Dalam lembaga pendidikan yaitu sekolah, memiliki peran aktif untuk membentuk peserta didik dengan pendidikan yang berlabel karakter. Pendidikan karakter di sekolah sendiri merupakan sistem penanaman berupa komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut.

Di samping itu, pendidikan karakter dimaknai sebagai suatu perilaku warga sekolah yang dalam menyelenggarakan pendidikan harus berkarakter. Dewasa ini banyak pihak menuntut peningkatan intensitas dan kualitas pelaksanaan pendidikan karakter pada lembaga pendidikan formal.

Para pakar pendidikan karakter sepakat bahwa pendidikan karakter dapat ditempuh melalui lembaga pendidikan yang berstatus formal. Namun demikian, ada perbedaan-perbedaan pendapat di antara mereka tentang pendekatan dan modus pendidikannya.

Konfigurasi karakter dalam kontek totalitas proses psikologis dan sosial-kultural dapat dikelompokkan dalam:

  1. olah hati (spiritual & emotional development);
  2. olah pikir (intellectual development);
  3. olah raga dan kinestetik (physical & kinesthetic development); dan
  4. olah rasa dan karsa (affective and creativity development).
Proses itu secara holistik dan koheren memiliki saling keterkaitan dan saling melengkapi, serta secara konseptual merupakan gugus nilai luhur bangsa Indonesia.