Teknologi Perkembangbiakan pada Hewan
Teknologi Perkembangbiakan pada Hewan - Teknologi perkembangbiakan hewan yang berhasil diaplikasikan hingga tahun-tahun terakhir ini antara lain : Inseminasi buatan, transfer embrio, dan kloning.
Teknologi Perkembangbiakan pada Hewan
1. Inseminasi Buatan (Kawin Suntik)
Inseminasi buatan (IB) atau kawin suntik merupakan proses memasukan cairan sperma (semen) dari hewan jantan ke dalam saluran reproduksi hewan betina dengan bantuan manusia. cairan sperma dimasukan dengan cara disuntik, sehingga cara ini sangat memudahkan hewan untuk bisa menghasilkan anak karena hewan jantan tidak harus kawin dengan hewan betina secara langsung.
Proses teknologi inseminasi buatan pada sapi |
Inseminasi buatan memiliki beberapa manfaat yaitu efisiensi biaya, efisiensi waktu, dan perbaikan kualitas. Sebagai contoh, semen sapi brahman dari India diinseminasikan pada sapi betina lokal dengan tujuan untuk menghasilkan anak sapi yang memiliki kualitas daging lebih baik.
Dalam melaksanakan inseminasi buatan dibutuhkan semen dari hewan jantan yang memiliki kualitas unggul. Semen tersebut kemudian disimpan pada suhu rendah yang bertujuan agar semen tidak mengalami kerusakan dan mati, karena sel sperma sangat rentan terhadap suhu panas.
2. Transfer Embrio
Tranfer embrio merupakan sebuah teknologi perkembangbiakan yang ditempu manusia dengan cara memindahkan embrio antar rahim induk betina baik sama maupun beda spesies.
Proses teknologi transfer embrio pada sapi |
Keuntungan yang diperoleh dari penerapan teknik ini antara lain :
- Mutu genetik ternak dapat diperbaiki dalam waktu relatif singkat
- Populasi ternak unggul dapat ditingkatkan sampai beberapa kali lipat
- Mempermudah pemindahan jenis ternak unggul dalam jarak jauh
- Menolong ternak yang kurang subur dalam menghasilkan keturunan
3. Kloning
Kloning adalah pembuatan suatu organisme dengan meniru organisme lainnya. Dimana, kloning dilakukan dengan menggunakan sel tubuh hewan untuk kemudian dikembangkan menjadi satu individu utuh. Individu anakan yang dihasilkan memiliki sifat dan ciri yang sama persis dengan induknya, misalnya jika sel yang digunakan untuk kloning berasal dari hewan betina maka individu anakan yang dihasilkan juga hewan betina.
Kloning pertama dibuat oleh Ian Wilmut dan rekannya di Roslin Institute di Edinburgh, Skotlandia pada tahun 1996 dan diberi nama Dolly (seekor kambing). Dimana, mengambil sel telur dari ovarium domba betina dan mengambil sel kelenjar mamae dari domba betina lain, lalu mengeluarkan nucleus sel telur dan memasukan nucleus sel kelenjar mama eke dalam sel telur yang sudah tidak memiliki nucleus.
Kemudian sel telur yang mengandung sel kelenjar mamae dimasukan ke dalam uterus domba dan domba tersebut akan hamil serta melahirkan anak domba hasil kloningan.