Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal Pulse Jantung Normal

Mengenal Pulse Jantung Normal - Di kesempatan ini kita akan mengenal pulse jantung normal, bukan cuma itu saja. Kita juga mengenal anatomi dan fisiologi jantung, hubungan usia dan pulse jantung, aritmia dan elektrokardiogram (EKG).

Mengenal Pulse Jantung Normal


Jantung merupakan salah satu organ inti pada tubuh manusia. Jantung merupakan organ yang bertugas untuk memompa darah yang akan dialirkan ke seluruh tubuh manusia. Jantung bekerja pada mekanisme terus menerus dan tidak pernah berhenti, umumnya disebut sebagai detak jantung (pulse jantung). Detak jantung normal pada orang dewasa berkisar dari 60 sampai 100 kali per menit. Apabila jantung tidak berfungsi atau tidak beroperasi dengan baik, tentunya kehidupan manusia akan dapat terganggu dan bahkan dapat berakibat fatal seperti kematian. Penyakit jantung dapat muncul karena berbagai faktor, misalnya faktor genetik maupun faktor pola gaya hidup. Beberapa penyakit jantung yang telah dikenal oleh masyarakat adalah jantung koroner, gagal jantung, kelainan katup jantung, dan aritmia.

Penyakit jantung secara tipikal menyerang usia pertengahan keatas. Namun penyakit kardiovaskuler adalah hasil dari sebuah proses sepanjang hidup manusia. Kejadian penyakit kardiovaskuler pada usia dewasa tersebut tidak lepas dari interaksi terus menerus dari masa kanak-kanak sampai remaja beberapa faktor resiko yang di mungkinkan menyebabkan penyakit kardiovaskuler yang juga terus mengalami peningkatan.

Saat ini begitu banyak penyakit berbahaya yang ditandai oleh perubahan detak jantung, namun banyak masyarakat yang tidak menyadari bahwa perubahan detak jantung bisa menjadi suatu awal terhadap penyakit tertentu. Detak jantung berbeda-beda setiap orang dimana hal ini dipengaruhi oleh pekerjaan, tekanan darah, emosi, cara hidup dan umur. Salah satu contoh penyakit yang di tandai oleh perubahan detak jantung adalah Aritmia. 

Aritmia jantung merupakan “istilah kolektif untuk semua gangguan irama jantung di luar irama sinus yang normal”.Aritmia jantung pun terbagi dalam beberapa jenis, yaitu takiaritmia (adanya kondisi detak jantung yang lebih cepat dari detak jantung normal) dan bradiaritmia (adanya kondisi pulse jantung yang lebih lambat dari pulse jantung normal). Adanya aritmia seringkali tidak disadari oleh penderitanya dikarenakan aritmia terkadang tidak memiliki gejala apapun dan baru diketahui setelah adanya pemeriksaan pada jantung dengan menggunakan Elektrokardiografi (EKG). 

EKG adalah alat pengukur sinyal jantung yang digunakan untuk mendiagnosa fungsi jantung. Pada rumah-sakit atau unit pelayanan kesehatan seperti puskesmas, klinik, pos kesehatan yang letaknya jauh dari kota besar, jumlah alat tersebut belum terlalu banyak karena harganya masih relatif mahal. Selain harga peralatan mahal, ada kendala lain yang dihadapi tenaga kesehatan di unit-unit pelayanan yang letaknya jauh terpencil dalam hal konsultasi dengan konsulen atau dokter ahli di rumah sakit pusat yaitu masalah waktu dan biaya. Untuk membantu mengatasi masalah tersebut, dibuatkan suatu aplikasi yang diberi nama EKG Telemedika. Aplikasi ini berupa alat bantu dimana didalam aplikasi ini terdapat hasil rekam jantung(EKG) pasien yang berobat di layanan primer, dan dapat langsung dibaca oleh dokter ahli dimanapun yang terhubung dengan aplikasi EKG Telemedika ini.

Anatomi dan Fisiologi Jantung

Jantung adalah organ otot yang berongga dan berukuran sebesar kepalan tangan. Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke pembuluh darah dengan kontraksi ritmik dan berulang. Jantung normal terdiri dari empat ruang, 2 ruang jantung atas dinamakan atrium dan 2 ruang jantung di bawahnya dinamakan ventrikel, yang berfungsi sebagai pompa. Dinding yang memisahkan kedua atrium dan ventrikel menjadi bagian kanan dan kiri dinamakan septum.

Jantung normal dan sirkulasinya
Jantung normal dan sirkulasinya

Jantung dapat dianggap sebagai 2 bagian pompa yang terpisah terkait fungsinya sebagai pompa darah. Masing-masing terdiri dari satu atriumventrikel kiri dan kanan. Berdasarkan sirkulasi dari kedua bagian pompa jantung tersebut, pompa kanan berfungsi untuk sirkulasi paru sedangkan bagian pompa jantung yang kiri berperan dalam sirkulasi sistemik untuk seluruh tubuh. Kedua jenis sirkulasi yang dilakukan oleh jantung ini adalah suatu proses yang berkesinambungan dan berkaitan sangat erat untuk asupan oksigen manusia demi kelangsungan hidupnya.

Ada 5 pembuluh darah mayor yang mengalirkan darah dari dan ke jantung. Vena cava inferior dan vena cava superior mengumpulkan darah dari sirkulasi vena (disebut darah biru) dan mengalirkan darah biru tersebut ke jantung sebelah kanan. Darah masuk ke atrium kanan, dan melalui katup trikuspid menuju ventrikel kanan, kemudian ke paru-paru melalui katup pulmonal.

Darah yang biru tersebut melepaskan karbondioksida, mengalami oksigenasi di paru-paru, selanjutnya darah ini menjadi berwarna merah. Darah merah ini kemudian menuju atrium kiri melalui keempat vena pulmonalis. Dari atrium kiri, darah mengalir ke ventrikel kiri melalui katup mitral dan selanjutnya dipompakan ke aorta.

Tekanan arteri yang dihasilkan dari kontraksi ventrikel kiri, dinamakan tekanan darah sistolik. Setelah ventrikel kiri berkontraksi maksimal, ventrikel ini mulai mengalami relaksasi dan darah dari atrium kiri akan mengalir ke ventrikel ini. Tekanan dalam arteri akan segera turun saat ventrikel terisi darah. Tekanan ini selanjutnya dinamakan tekanan darah diastolik. Kedua atrium berkontraksi secara bersamaan, begitu pula dengan kedua ventrikel.

Hubungan Usia dan Detak Jantung

Jantung adalah organ vital dan merupakan pertahanan terakhir untuk hidup selain otak. Detak yang ada di jantung ini tidak bisa dikendalikan oleh manusia. Detak jantung biasanya mengacu pada jumlah waktu yang dibutuhkan oleh detak jantung per satuan waktu, secara umum dipresentasikan sebagai bpm(beats per minute).

Pada saat jantung normal dalam keadaan istirahat, maka pengaruh sistem parasimpatis dominan dalam mempertahankan kecepatan detak jantung sekitar 60 hingga 80 detak per menit. Kecepatan detak jantung dalam keadaan sehat dipengaruhi oleh pekerjaan, tekanan darah, emosi, cara hidup dan umur. Pada waktu banyak pergerakan, kebutuhan oksigen (O2) meningkat dan pengeluaran karbondioksida (CO2) juga meningkat sehingga kecepatan jantung bisa mencapai 150 x/ menit dengan daya pompa 20-25 liter/menit. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi pulse jantung seseorang, yaitu aktifitas fisik atau tingkat kebugaran seseorang, suhu udara disekitar, posisi tubuh berbaring atau berdiri,tingkat emosi,ukuran tubuh serta obat yang sedang dikonsumsi.

Faktor yang mempengaruhi frekuensi detak jantung;

1. Jenis kelamin

2. Jenis aktifitas

3. Usia

4. Berat badan

5. Keadaan emosi atau psikis

Frekuensi detak jantung secara bertahap akan menetap memenuhi kebutuhan oksigen selama pertumbuhan. Pada masa remaja, detak jantung menetap dan iramanya teratur. Pada orang dewasa efek fisiologi usia dapat berpengaruh pada sistem kardiovaskuler. Pada usia yang lebih tua lagi dari usia dewasa penentuan nadi kurang dapat dipercaya. Dengan meningkatnya usia, arteri menjadi lebih kaku dan gelombang nadi menjadi berjalan lebih cepat.

Secara garis besar pembagian usia dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Remaja

Masa remaja merupakan bagian dari fase perkembangan dalam kehidupan seorang individu. Masa yang merupakan periode transisi dari masa anak ke dewasa ini ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional, sosial dan berlangsung pada dekade kedua masa kehidupan. 

Depkes RI mendefinisikan remaja merupakan anak usia 12-25 tahun, di usia tersebut adalah masa-masa kritis dimana anak-anak belajar hal yang baru karena berada pada tiga jenjang pendidikan yang berbeda (SMP, SMA, dan perguruan tinggi) dan merupakan saat yang tepat bagi mereka untuk mengatur dan menjaga pola gaya hidup yang baik. Usia tersebut merupakan usia yang rentan akan pergaulan yang buruk dan gaya hidup yang kurang. 

Akibatnya, banyak remaja mengalami sakit penyakit yang parah baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang akibat gaya hidup mereka yang buruk. Pada masa sekarang ini, pola gaya hidup anak remaja dapat dibilang cukup memprihatinkan. Banyak anak remaja yang jatuh pada pergaulan yang buruk, mengkonsumsi obat terlarang, merokok, dan mengkonsumsi alkohol secara berlebihan. Kondisi ini dapat berujung pada rentannya tubuh mereka terhadap berbagai macam penyakit salah satunya adalah aritmia. Aritmia dapat menyerang siapapun, termasuk anak-anak yang berusia remaja. 

2. Lansia

Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Seiring bertambahnya usia maka terjadi penurunan kemampuan kardiak dan timbulnya penyakit jantung yang tak terlihat secara klinis. Segala perubahan fisiologis yang terjadi pada sistem kardiovaskular bertanggung jawab terhadap peningkatan insidensi infark miokard, gagal jantung, dan aritmia pada usia lanjut.

Gangguan Irama Jantung (Aritmia)

Aritmia adalah kondisi dimana laju detak jantung terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur. Aritmia jantung dapat dibagi menjadi dua, yaitu takiaritmia dan bradiaritmia. Takiaritmia adalah kondisi dimana jantung berdetak lebih cepat, sedangkan bradiaritmia terjadi ketika detak jantung terlalu lambat. Beberapa aritmia dapat menyebabkan jantung tidak memompakan cukup darah ke tubuh, sehingga menyebabkan kemungkinan kerusakan pada otak, jantung, dan organ vital lainnya. Aritmia dapat terjadi apabila sinyal-sinyal listrik yang berfungsi untuk mengontrol detak jantung tertunda atau mengalami hambatan. Hal ini menimbulkan aritmia karena sel-sel saraf khusus yang membawa muatan listrik tidak bekerja dengan baik. Selain itu, aritmia juga dapat terjadi apabila salah satu bagian jantung dapat menghasilkan sinyal listrik yang mengakibatkan sel-sel saraf mengalami penambahan dan mempengaruhi irama jantung.

Cara mendeteksi penyakit aritmia umumnya cukup sederhana, yaitu menggunakan alat perekam irama jantung yang disebut Elektrokardiografi (EKG), namun kemungkinan tidak terekamnya penyakit aritmia bisa terjadi apabila gejala yang dialami sudah hilang pada saat pemeriksaan. Oleh karena itu diperlukan berbagai pemeriksaan lain yang lebih komprehensif seperti Holter Monitoring atau Electrophysiology Study (EPS). Holter Monitoring adalah perekaman EKG secara terus menerus selama 24-48 jam sehingga memperbesar peluang deteksi aritmia. Pada beberapa kasus diperlukan pemasangan alat kecil di bawah kulit yang disebut Insertable Loop Recorder (ILP) untuk merekam lebih lama aritmia yang jarang terjadi, sedangkan EPS merupakan pemeriksaan infasif dimana dilakukan perekaman listrik jantung secara langsung pada sistem listrik jantungnya.

Aritmia jantung sendiri dapat dipicu oleh banyak faktor-faktor, baik internal maupun eksternal. Faktor internal yang dapat memicu aritmia adalah faktor keturunan dan sakit jantung bawaan, sedangkan faktor eksternal yang dapat memicu adalah merokok, mengkonsumsi obat-obatan terlarang, terlalu banyak mengkonsumsi alkohol dan kafein, efek samping obat-obatan, polusi udara, dan juga stress secara berlebihan. Merokok dan mengkonsumsi obat-obatan terlarang dapat memicu aritmia karena benda negatif tersebut dapat merangsang hormon kathekolamin (adrenalin) yang bersifat memacu jantung dan tekanan darah7.Stress yang berlebih dapat pula menjadi salah satu faktor pemicu aritmia jantung karena pada saat stress, jantung bekerja lebih keras sehingga meningkatkan tekanan darah dan melepaskan hormon stress.

a. Takiaritmia

Takiaritmia adalah detak jantung melebihi 100 kali per menit dan biasanya bukan merupakan kelainan jantung primer, tetapi akibat sekunder karena berbagai stres, yaitu demam, kehilangan cairan, khawatir, latihan, tirotoksikosis, hipoksemia, atau gagal jantung kongestif. Pada gambaran EKG terlihat gelombang P masih jelas dan masih diikuti oleh gelombang kompleks QRS. Masase sinus karotis bisa memperlambat takikardia. 

b. Bradiaritmia

Bradiaritmia merupakan kondisi saat detak jantung kurang dari 60 kali per menit. Orang normal pada umumnya memiliki kecepatan detak jantung antara 60-100 kali permenit. Namun, pada orang-orang yang jantungnya terlatih, seperti atlet, pulse jantungnya dapat kurang dari 60 kali permenit. Jika jantung kurang terlatih seperti pada mereka yang jarang berolahraga atau beraktifitas fisik, detak jantung cenderung lebih cepat. Hal tersebut berkaitan dengan curah jantung yang lebih tinggi tiap kali jantung memompa pada mereka yang jantungnya terlatih dibandingkan yang tidak. Meskipun batasan bradikardia adalah 60 kali permenit, tetapi umumnya tanda dan gejala akan dapat timbul apabila detak jantung kurang dari 50 kali permenit. Pasien dapat menunjukan gejala sesak napas, nyeri dada, pusing, penurunan kesadaran, lemah, maupun pingsan. Pada pemeriksaan bisa didapatkan kondisi hipotensi, syok, edema paru serta akral dingin dengan penurunan produksi urin.

Pulse Jantung Normal dan Elektrokardiogram (EKG)

Jantung adalah organ muskular berlubang yang berfungsi sebagai pompa ganda sistem kardiovaskular. Sisi kanan jantung memompa darah ke paru sedangkan sisi kiri memompa darah ke seluruh tubuh. Jantung mempunyai empat ruangan, atrium kanan dan kiri, ventrikel kanan dan kiri. Seperti terlihat pada Gambar berikut.

Sistem Kelistrikan Pada Jantung
Sistem Kelistrikan Pada Jantung

Jantung merupakan otot tubuh yang bersifat unik karena mempunyai sifat membentuk impuls secara otomatis dan berkontraksi ritmis. Pembentukan impuls listrik terjadi dalam sistem penghantar jantung. Adapun jalur hantaran listrik jantung normal terjadi dalam urutan berikut : nodus sinoatrial (SA) - nodus atrioventrikular (AV) – berkas His – cabang berkas – serabut purkinje – otot ventrikel.

Pulse Jantung Normal
Pulse Jantung Normal

Pada Gambar di atas, suatu pulse jantung normal manusia memiliki nilai magnitude sebesar 1.1 mV, hal ini dapat dilihat dengan menghitung jumlah kotak dari titik Q ke titik R, dimana jumlah kotak tersebut ada 11 kotak. Masing-masing kotak sama dengan 0.1 mV, sehingga 11 kotak sama dengan 1.1 mV. 

Fase depolarisasi merupakan kondisi dimana terjadi proses penyebaran impuls/sinyal pada jantung. Fase repolarisasi merupakan kondisi dimana otot-otot jantung tidak melakukan aktifitas sementara (istirahat). Fase defleksi merupakan penyebaran proses depolarisasi.

Metode Perhitungan Pulse Jantung melalui EKG

Untuk dapat menghitung Heart Rate atau detak jantung seseorang berdasarkan sinyal EKG yang direkam maka digunakan interval suatu gelombang sinyal EKG yaitu gelombang R atau puncak gelombang paling tertinggi dari gelombang PQRST sinyal EKG. Dengan menghitung interval jarak antara gelombang puncak R-R maka kita bisa daptkan pulse jantung seseorang dengan menggunakan rumus, HR = 60 / Interval R-R (S) (bpm). 

EKG-TELEMEDIKA

EKG Telemedika adalah suatu aplikasi khusus digunakan untuk rekam jantung,dimana pemeriksaan EKG yang berbasis teknologi dan informasi untuk mentransfer informasi hasi rekam EKG untuk mendapatkan advis medis dan konsultasi spesialistik dari tempat yang jauh. Manfaat nya adalah apabila hasil EKG meragukan diagnosanya, maka perlu dirujuk/konsul ke dokter spesialis melalui aplikasi telemdicine dan diberikan surat rujukan sebagai tindak lanjut penanganan. Tujuannya ialah agar dapat mengupayakan dan meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan secara merata.