Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengklasifikasian Makhluk Hidup

Pengklasifikasian Makhluk Hidup -  Klasifikasi makhluk hidup adalah cara mengklasifisikan makhluk hidup secara sistematik untuk mempelajari makhluk hidup dengan memperhatikan persamaan dan atau perbedaan ciri dan sifat yang nampak atau yang dapat dikenali. [ Materi IPA Kelas 7 Semester 1 ]

Pengklasifikasian Makhluk Hidup
Perbedaan Takson Hewan dan Tumbuhan

Pengklasifikasian Makhluk Hidup

Dalam pembahasan mengenai hal ini dikenal istilah taksonomi. Taksonomi adalah ilmu yang mempelajari klasifikasi makhluk hidup. Klasifikasi makhluk hidup didasarkan pada persamaan dan perbedaan yang ada. Tujuan utama klasifikasi makhluk hidup adalah untuk memudahkan dalam mengenali makhluk hidup yang beraneka ragam itu, sehingga dengan mempelajari pengklasifikasian dapat bermanfaat khususnya bagi manusia, yaitu:

  1. Mengetahui manfaat masing-masing jenis organisme bagi manusia. 
  2. Mengetahui bahwa satu organisme dengan organisme yang lain terdapat saling ketergantungan (tidak dapat hidup sendiri).
  3. Mengetahui kekerabatan makhluk hidup dalam mendukung kelangsungan hidup manusia.
  4. Menyederhanakan obyek yang beranekaragam sehingga mudah untuk mempelajarinya.

Tahap Pengklasifikasian Makhluk Hidup

Pengklasifikasian makhluk hidup dapat dilakukan melalui beberapa tahap, antara lain:

1. Tahap identifikasi sifat-sifat

Tahap identifikasi adalah kegiatan untuk mengenali sifat-sifat atau ciri-ciri benda hidup. Dengan mengenali ciri-ciri dan sifat-sifatnya, maka akan diketahui adanya persamaan dan perbedaan ciri dan sifatnya. 

2. Tahap pengelompokan berdasarkan ciri yang diamati

Pada tahap ini, makhluk hidup yang sudah teridentifikasi sifat atau cirinya selanjutnya dikelompokkan sifat atau ciri tersebut.

3. Tahap pemberian nama

Tahap pemberian nama adalah tahap yang sangat penting dalam klasifikasi, yang masing-masing mempunyai aturan-aturan tertentu.

Langkah Pengklasifikasian Makhluk Hidup

Langkah-langkah klasifikasi tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi objek berdasar ciri-ciri struktur tubuh makhluk hidup, misalnya, hewan atau tumbuhan yang sama jenis atau spesiesnya

2. Setelah kelompok spesies terbentuk, dapat kita bentuk kelompok-kelompok lainnya dari urutan tingkatan klasifikasi seperti berikut ini.

  • Dua atau lebih spesies yang memiliki ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson genus. Genus memiliki kesamaan ciri, yaitu pada struktur alat reproduksinya yang sama.
  • Beberapa genus yang memiliki ciri-ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson famili.
  • Beberapa famili yang memiliki ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson ordo.
  • Beberapa ordo yang memiliki ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson kelas.
  • Beberapa kelas yang memiliki ciri tertentu dikelompokkan untuk membentuk takson filum (untuk hewan) atau divisio (untuk tumbuhan).

Urutan Pengklasifikasian Makhluk Hidup

Berikut ini adalah bentuk susunan atau urutan hierarki atau tingkatan klasifikasi makhluk hidup dari tingkatan yang terbesar hingga terkecil adalah sebagai berikut:

  1. Kingdom (kerajaan)
  2. Divisio atau filum
  3. Kelas
  4. Ordo (bangsa)
  5. Famili (suku)
  6. Genus (marga)
  7. Spesies (jenis)

Makin ke atas urutan tingkat klasifikasinya, maka hubungan kekerabatan makhluk hidup tersebut semakin kurang jelas, sedangkan semakin ke bawah hubungan kekerabatannya akan semakin dekat.

Kunci determinasi Pengklasifikasian Makhluk Hidup

Kunci yang dipergunakan untuk menentukan filum atau divisi, kelas, ordo, famili, genus, atau spesies. Dasar yang dipergunakan kunci determinasi ini adalah identifikasi dari makhluk hidup dengan menggunakan kunci dikotom.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kunci determinasi:

a. Kunci harus dikotomi.

b. Kata pertama dalam tiap pernyataan dalam 1 kuplet harus identik,

contoh:

Tumbuhan berumah satu....

Tumbuhan berumah dua ....

c. Kedua pilihan atau bagian dari kuplet harus kontradiktif, sehingga satu bagian bisa diterima dan yang lain ditolak.

d. Hindari pemakaian kisaran yang tumpang tindih atau hal-hal yang besifat relatif dalam kuplet, contoh: panjang daun 4-8 cm, daun besar atau kecil.

e. Gunakan sifat-sifat yang biasa diamati.

f. Pernyataan dari dua kuplet yang berurutan jangan dimulai dengan kata yang sama.

g. Setiap kuplet diberi nomor.

h. Buat kalimat pertanyaan yang pendek.