Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Artikel tentang Pendidikan Karakter

Artikel tentang Pendidikan Karakter - Karakter dapat diartikan sebagai cara pola berpikir dan berperilaku seseorang yang merupakan cerminan dirinya baik secara individu maupun secara bersama sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat dan bernegara. Untuk lebih singkatnya karakter merupakan pembawaaan seseorang yang didapatkan sejak kecil. Karakter sangat erat hubungannnya dengan nilai nilai agama, kejiwaan, akhlak dan budi pekerti seseorang yang membedakan terhadap yang lainnya. Sejalan dengan perkembangan jaman juga di ikuti dengan pergeseran moral sebagai karakter/ budaya negara timur, baik yang datang dari negara kita sendiri maupun budaya yang dibawa dari negara asing. Merujuk dari hal diatas maka saya mengangkat tema pendidikan berkarakter anak usia dini sebagaai pembekalan diri.

Artikel tentang Pendidikan Karakter

Bila diperhatikan saat sekarang tingginya tingkat kriminalitas, seperti maraknya penggunaan narkoba, kekerasan terjadi dimana mana, dan yang paling parah lagi rasa hormat terhadap orang lebuh tua semakin menurun terlepas dari pergaulan serta pendidikan yang ditanamkan pada dirinya di usia dini. Di usia 6 bulan sampai dengan 1 tahun pertama merupakan usia yang paling berpengaruh dalam perkembangan anak hingga tumbuh remaja. Usia 6 bulan sampai dengan satu tahun merupakan usia emas (golden age) pada usia ini sangat menentukan ketika anak tumbuh dewasa dimana bila salah dalam mendidik pada usia tersebut kemungkinan besar anak tersebut juga salah, sebaiknya diberikan pengenalan terhadap pendidikan karakter pada usia dini.

Artikel tentang Pendidikan Karakter

Orang tua dalam keluarga adalah merupakan hal yang berpengaruh dalam berhasil atau tidaknya dalam mendidik karakter seorang anak, baik secara fsikis seperti pemenuhan kebutuhan akan makan dan mimum juga kebutuhan kasih sayang serta rasa aman dari gangguan apapun terhadap anak. Anak usia dini sangat sensitif terhadap apa yang ia lihat, karena anak lebih sering bersama orang tua tentu akan meniru apa yang dilakukan pihak orang tua. Bila orang tua dalam mendidik atau berperilaku secara keras, lembut, demokrasi, otoriter, dan lain sebagainya kemungkinan besar anak tersebut akan merekamnya.

Membentuk karakter bukanlah perkara yang mudah dan simple diperlukan aksi nyata karena karakter memang tidak dapat diwariskan atau diturunkan begitu saja melainkan membangun secara berkesinambungan dan berkelanjutan melalui pola pikir dan aksi nyata. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk merealisasikan itu diantaranya dengan pengenalan dan menanamkan nilai nilai positive diatas. Artikel Pendidikan Bahasa Inggris ]

Meski kita telah berupaya semaksimal mungkin tetapi seringkali berseberangan dengan apa yang harapkan. Umumnya Pendidikan karakter anak dipengaruhi tiga faktor seperti rumah tangga, lingkungan sekolah, tempat bermain maupun masyarakat luas.Pembentukan karakter tidak akan terealisasi bila ketiga stakeholder tidak ada kesenambungan serta keharmonisan. Dengan demikian, lingkungan keluarga merupakan faktor utama dalam pembentukan karakter yang selanjutnya lingkungan sekolah melalui pembelajaran maupun materi materi terapan untuk memperkuat siklus yang akan dibentuk tadi. Disisi lain faktor lingkungan merupakan tidak kalah penting untuk keberhasilan dalam membentuk pola anak.

Melihat banyaknya teori yang bermunculan untuk mewujudkan karakter anak yang berkualitas dan menjanjikan untuk menjawab persoalan bangsa ini khususnya tentang moral, namun pada kenyataannya seringkali tidak sesuai dengan harapan. Untuk itu diperlukan sebuah upaya atau progaram yang terukur untuk menilai berhasil tidaknya pendidikan yang diterapkan.

Bila dengan memberi tes soal yang berhubungan dengan pendidikan karakter tentu tidak mewakili tentang yang sebenarnya.Misalkan pertanyaan berhubungan tentang sikap peduli terhadap sesama, yang bila sianak memiliki teman satu kelas kehilangan pensil maupun alat tulis lainnya dimana alat tersebut penting untuk melanjutkan proses belajar mengajar semantara anak tersebut memiliki alat tulis lebih dari satu langkah baik seperti apa seharusnya dilakakukan. Maka untuk mendapatkan nilai yang bagus tentu akan menilus meminjamkan alat tulis yang ia miliki lebih dari satu. Bagaimana dengan kenyataannya sesuunggunya bila itu bukan merupakan soal yang diberikan guru kelas akan berlaku sama dengan jawaban yang ditulis tadi.

Lantas seperti penilaian seperti apa untuk mengetahui sianak benar benar memilki karakter yang berkualitas! langkat yang tepat untuk menilai anak tersebut dengan melakukan pengamatan. Misalnya disekolah dengan tidak sadar anak tersebut telah dinilai guru kelas baik dari segi belajar mengajar maupun dalam sikap pergaulannya dilingkungan sekolah apakah. Bilamana kita telah melihat anak tersebut sudah sesuai dengan harapan untuk tahap awal sudah berhasil tinggal mempertahankan dengan memberikan contoh nyata dan nilai nilai positive.Artikel Masalah Pendidikan ]

Membentuk siswa yang berkarakter bukan suatu upaya mudah dan cepat. Hal tersebut memerlukan upaya terus menerus dan refleksi mendalam untuk membuat rentetan keputusan moral yang harus ditindak lanjuti dengan aksi nyata, sehingga menjadi hal yang praktis dan reflektif. Diperlukan sejumlah waktu untuk membuat semua itu menjadi kebiasaan dan membentuk watak atau tabiat seseorang.

Selain itu pencanangan pendidikan karakter tentunya dimaksudkan untuk menjadi salah satu jawaban terhadap beragam persoalan bangsa yang saat ini banyak dilihat, didengar, dan dirasakan, yang mana banyak persoalan muncul yang di indentifikasi bersumber dari gagalnya pendidikan dalam menyuntikkan nilai - nilai moral terhadap peserta didiknya. Hal ini tentunya sangat tepat, karena tujuan pendidikan bukan hanya melahirkan insan yang cerdas, namun juga menciptakan insan yang berkarakter kuat. Seperti yang dikatakan Dr. Martin Luther King, yakni kecerdasan yang berkarakter adalah tujuan akhir pendidikan yang sebenarnya.

Banyak hal yang dapat dilakukan untuk merealisasikan pendidikan karakter di sekolah. Konsep karakter tidak cukup dijadikan sebagai suatu poin dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran di sekolah, namun harus lebih dari itu, dijalankan dan dipraktekkan. Mulailah dengan belajar taat dengan peraturan sekolah, dan tegakkan itu secara disiplin. Sekolah harus menjadikan pendidikan karakter sebagai sebuah tatanan nilai yang berkembang dengan baik di sekolah yang diwujudkan dalam contoh dan seruan nyata yang dipertontonkan oleh tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah dalam keseharian kegiatan di sekolah.

Di sisi lain, pendidikan karakter merupakan upaya yang harus melibatkan semua kepentingan dalam pendidikan, baik pihak keluarga, sekolah, lingkungan sekolah, dan juga masyarakat luas. Oleh karena itu, langkah awal yang perlu dilakukan adalah membangun kembali kemitraan dan jejaring pendidikan yang kelihatannya mulai terputus antara lingkungan sekolah yaitu guru, keluarga, dan masyarakat. Pembentukan dan pendidikan karakter tidak akan berhasil selama antara lingkungan pendidikan tidak ada kesinambungan dan keharmonisan. Dengan demikian, rumah tangga dan keluarga sebagai lingkungan pembentukan dan pendidikan karakter pertama dan utama harus lebih diberdayakan yang kemudian didukung oleh lingkungan dan kondisi pembelajaran di sekolah yang memperkuat proses pembentukan tersebut. Cara Membuat Anak Cerdas ]

Di samping itu, tidak kalah pentingnya pendidikan di masyarakat. Lingkungan masyarakat juga sangat mempengaruhi terhadap karakter seseorang. Lingkungan masyarakat luas sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan penanaman nilai - nilai etika, estetika untuk pembentukan karakter. Menurut Qurais Shihab, situasi kemasyarakatan dengan sistem nilai yang dianutnya, mempengaruhi sikap dan cara pandang masyarakat secara keseluruhan. Jika sistem nilai dan pandangan mereka terbatas pada kini dan disini, maka upaya dan ambisinya terbatas pada hal yang sama.

Pendidikan karakter melalui sekolah, tidak semata - mata pembelajaran pengetahuan semata, tetapi lebih dari itu, yaitu penanaman moral, nilai - nilai etika, estetika, dan budi pekerti yang luhur. Selain itu karakter yang harus dimiliki siswa diantaranya yaitu kerja sama, disiplin, taat, dan tanggung jawab. Dan yang terpenting adalah praktekkan dan lakukan dengan disiplin oleh setiap elemen sekolah.