Pengertian Dakwah, Konsep, Psikologi, Hukum, Macam, Metode
Pengertian Dakwah, Konsep, Psikologi, Hukum, Macam, Metode - Di kesempatan ini admin akan berbagi informasi mengenai Dakwah dalam Islam. Adapun yang akan dibahas dalam artikel ini, mulai dari Pengertian Dakwah, Konsep Dakwah, Psikologi Dakwah, Macam-macam Dakwah, Manfaat Dakwah, Media Dakwah dan Pengelolaannya sampai Metode Dakwah Rasulullah.
Pengertian Dakwah, Konsep, Psikologi, Hukum, Macam, Metode
Daftar Isi
Pengertian Dakwah
Dakwah memiliki arti mengajak, menyeru dan memanggil. Secara umum, pengertian dakwah adalah mengajak seseorang agar meyakini sesuatu yang disampaikan oleh pendakwah atau da’i.
Jadi, dakwah tidak saja mengajak orang kepada kebenaran, tetapi bisa juga mengajak kepada kemungkaran. Baik mengajak kepada kebaikan atau kemungkaran sama-sama berarti dakwah. Iblis pun senantiasa berdakwah kepada anak cucu Adam agar menjauhi perintah Allah dan mendekati larangan-Nya.
Secara bahasa, dakwah berakar dari kaya da'a, yad'u, da'watan, yang artinya ajakan, seruan, atau panggilan.
Secara istilah, dakwah berarti ajakan kepada orang lain, baik dengan perkataan maupun perbuatan, kepada kebaikan (al-khair), menyuruh orang lain untuk mengerjakan hal-hal yang berpahala (al-ma'ruf), serta mencegah orang lain untuk melakukan hal-hal yang berdosa (al-munkar).
Pengertian di atas termaktub dalam firman Allah SWT, surat Ali Imran 3 : 104, yang artinya kurang lebih: "Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung."
Pengertian khas lain dari dakwah adalah ajakan kepada orang lain untuk masuk ke dalam agama Islam, mengimani Allah SWT, serta meninggalkan kekafiran dan penghambaan kepada selain Allah SWT. Pengertian ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Ali Imran 3 : 193; al-An'am 6 : 52, 71; al-Anfal 8 : 24; an-Nahl 16 : 36, 125; Al-Hajj 22 : 67; Al-Qashash 28 : 87; Asy-Syura 42 : 15; dan masih banyak lagi.
Sedangkan para Nabi, Rasul dan orang-orang beriman akan mengajak manusia kepada jalan Allah Swt. Itulah yang membedakan iblis dengan orang-orang beriman.
Konsep Dakwah Islam
Allah Swt. memerintahkan hamba-Nya untuk mengajak manusia agar taat beribadah hanya kepada Allah Swt. Berdakwah atau mengajak tidak selalu berakhir baik. Ada tiga kemungkinan respon objek dakwah atau mad’u terhadap ajakan da'i:
- Menerima dan mau melaksanakan ajaran kebenaran
- Ragu-ragu
- Menolak dan selalu menghindari pertemuan dengan kita
Apapun respon dari objek dakwah, kewajiban seorang da’i hanyalah menyampaikan. Itulah konsep dakwah sesungguhnya. Maka Allah Swt. tidak akan membebani hamba-Nya dengan keharusan bahwa setiap objek dakwah harus berhasil diajak.
Rasulullah Saw. sendiri tidak berhasil mengajak paman kesayangannya yang bernama Abu Thalib untuk memeluk Islam. Padahal sang paman turut membantu perjuangan Rasulullah Saw. semasa hidupnya.
Peristiwa tersebut mengandung hikmah bahwa hidayah adalah milik Allah Swt. Hanya Allah Swt. yang berkehendak untuk menentukan apakah seseorang layak menerima cahaya-Nya atau tidak. Dengan demikian, sudah sepatutnya seorang da’i tidak dongkol atau berputus asa ketika ajakannya ditolak mentah-mentah, dicaci dan dihina oleh objek dakwah.
Menyikapi Objek Dakwah yang Menerima Ajakan
Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, bahwa ada tiga kemungkinan respon dari objek dakwah dalam menerima ajakan da'i.
Terhadap objek dakwah yang menerima ajakan da'i, tetaplah memberi motivasi agar ia istiqamah di jalan Allah. Godaan untuk kembali kepada kemaksiatan pasti lebih besar sebagai ujian terhadap keimanan dalam hatinya. Oleh karena itu, silaturahmi harus senantiasa dijaga untuk saling nasihat menasihati, memotivasi dan meningkatkan keimanan. [ Rukun Umroh atau Rukun Umrah ]
Menyikapi Objek Dakwah yang Ragu-ragu
Terhadap objek dakwah yang masih ragu-ragu, da’i harus mengekplorasi lebih dalam tentang dirinya. Mungkin ada masalah keluarga, latar belakang atau pemahaman yang menghambat dirinya untuk menerima kebenaran.
Setelah faktor-faktor penghambat itu dihilangkan, barulah materi dakwah bisa disampaikan. Ibaratnya, janganlah memasukkan air susu ke dalam gelas yang masih ada ampas kopinya. Bersihkan dulu gelas dari ampas kopi, baru masukkan air susu. Dengan demikian susu yang akan diminum tetap murni dan tidak tercampur aduk dengan kotoran ampas kopi.
Menyikapi Objek Dakwah yang Menolak
Penolakan dari objek dakwah adalah hal lumrah. Dakwah Nabi Nuh a.s. ditolak oleh anak-anaknya. Dakwah Nabi Luth a.s. ditolak oleh istrinya. Dakwah Nabi Ibrahim a.s. ditolak oleh ayahnya. Bahkan kerabat terdekat Rasulullah Muhammad Saw. pun ada yang menolak dakwah beliau.
Konsep dakwah Islam mengajarkan agar tidak membalas cacian orang-orang yang mencaci agama. Islam juga mengajarkan agar tetap menyampaikan dakwah dengan sabar, penuh hikmah dan nasihat yang baik dengan bahasa yang mudah dipahami oleh objek dakwah.
Sikap anarkis seorang da’i terhadap objek dakwah bertentangan dengan konsep dakwah Islam. Rasulullah Saw. sendiri tidak pernah mengajarkan hal tersebut. Jika penolakan terus berdatangan, berdoalah kepada pemilik hidayah yaitu Allah Swt. Hanya Allah Swt. saja yang bisa membolak-balikkan hati manusia. Wallahu’alam bishshawab.
Memahami Psikologi Dakwah
Dakwah berarti menyeru masyarakat untuk selalu berada dalam jalan kebaikan dan melarang kepada kemungkaran. Namun seruan ini tidak dijamin akan diterima masyarakat begitu saja. Oleh sebab itu menciptakan metode dakwah yang dapat diterima masyarakat tentu saja diperlukan perangkat lain yaitu psikologi dakwah masyarakat.
Tidak banyak para dai yang menggunakan psikologi sebagai bagian dari perangkat untuk membangun kesuksesan dakwah, oleh sebab itu wajar jika dai banyak yang ditolak oleh masyarakat setempat karena metode penyampaiannya cenderung satu arah dan tidak bisa menyentuh psikologi masyarakat. Oleh karena itu, beberapa kampus sudah membuka jurusan psikologi dakwah dan beberapa kampus Islam baru membuka mata kuliah psikologi dakwah, tentu saja hal ini cukup menggembirakan bagi para dai. [ Macam Macam Hewan Ternak dalam Islam ]
Dibukanya jurusan psikologi dakwah dan semakin banyaknya kampus Islam yang mengajarkan mata kuliah psikologi dakwah masyarakat tentu akan membangun kualitas dakwah yang disampaikan para dai akan semakin baik, hal ini disebabkan banyak manfaat yang dapat diperoleh para dai dari psikologi dakwah masyarakat terutama mereka yang melakukan dakwah masyarakat yang masih awam, salah satu manfaat yang dapat diperoleh diantaranya adalah:
- Psikologi dakwah dapat membangun image yang baik tentang Islam itu sendiri, sebab dakwah masyarakat dibangun dengan cara yang elegan dan menyentuh jiwa manusia.
- Membuat percepatan pada dakwah itu sendiri, sebab psikologi dakwah memungkinkan kegiatan dakwah itu sendiri semakin efektif diterima masyarakat.
- Meminimalisir konflik yang bakal dihadapi oleh para dai, sebab dengan psikologi dakwah, kegiatan dakwah akan dibangun dengan cara yang disesuaikan dengan tabiat masyarakat setempat.
Cara Memahami Psikologi Dakwah Masyarakat
Berikut ini ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh dai yang sudah malang melintang menekuni profesi dakwah masyarakat dalam memahami psikologi dakwah:
- Banyak membaca buku sirah nabawiyah, sebab dalam buku tersebut banyak terkandung di dalamnya psikologi dakwah masyarakat.
- Di samping membaca buku psikologi dakwah masyarakat, para dai sebaiknya banyak membaca buku perbanding 4 madzhab fiqih, hal ini dilakukan supaya dai terhindar dari sikap kaku dan pemahaman yang sempit dalam menyampaikan Islam.
- Memperbanyak membaca buku psikologi, terutama psikologi sosial, sebab psikologi dakwah masyarakat banyak mengambil psikologi sosial sebagai sumber referensinya. Sehingga dai bisa menyampaikan ajaran agama Islam sesuai dengan kondisi lingkungan masyarakat setempat.
- Sebelum terjun ke masyarakat, ada cara lain untuk memahami psikologi dakwah masyarakat diantaranya dengan cara banyak bergaul dengan masyarakat setempat baik itu dengan nongkrong malam bareng pemuda di gardu, ikut berburu di hutan, mau pun dengan main bola.
Dengan demikian tentu saja ada tuntutan bagi para dai untuk selalu menambah wawasannya selain di bidang agama yang dikuasainya. Dengan psikologi dakwah masyarakat, tentu saja akan menghadirkan performance dai yang lebih elegan dan lebih didengar oleh objek dakwahnya.
Mengenal Hukum Dakwah
Mengemban dakwah adalah tugas mulia sekaligus kewajiban bagi seluruh kaum muslimin. Para nabi dan rasul diutus Allah SWT untuk mengemban tugas ini. Tanpa dakwah, Islam tidak akan berkembang, menyebar luas, dan diturunkan dari generasi ke generasi hingga detik ini.
Agar tugas dan kewajiban mulia ini tetap terpelihara sampai batas waktu yang ditentukan oleh Allah SWT, kita harus mengenal pengertian dan hukum dakwah, serta keunggulan para pengembannya.
Dakwah Kewajiban Kolektif
Berdasarkan surat Ali Imran 3 : 104 di atas, perintah dakwah ditujukan kepada segolongan umat atau sekelompok orang. Jumhur (mayoritas) ulama berpendapat bahwa hukum dakwah merupakan kewajiban kolektif atau fardhu kifayah.
Namun, jika dalam sebuah negeri atau kampung tidak ditemukan sekelompok orang yang mengemban dakwah, maka kewajiban tersebut akan dibebankan kepada individu-individu di sana yang mampu menyempurnakan tugas dakwah. Dalam kasus khusus seperti ini, hukum dakwah berubah dari fardhu kifayah menjadi fardhu 'ain. [ Zakat Hewan Ternak Kambing, Domba, Sapi, Kerbau ]
Bagaimana jika di sebuah negeri atau kampung tidak terdapat satu individu pun yang mampu mengemban dakwah? Di sinilah peran negara untuk mengirimkan para da'i (pelaku dakwah) ke daerah-daerah yang membutuhkannya. Pengiriman da'i ke daerah yang membutuhkannya pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW saat mengirimkan sahabat beliau, Abu Ubaidah bin Jarrah RA, ke Najran untuk berdakwah.
Keunggulan Pengemban Dakwah
Seperti yang telah disebutkan di atas, dakwah adalah tugas yang diemban oleh para nabi dan rasul. Mereka semua menyeru manusia untuk beriman dan taat hanya kepada Allah SWT. Sepeninggal para nabi dan rasul, tugas mulia ini diemban oleh para ulama hingga hari ini.
Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Ali Imran 3 : 104, para pengemban dakwah disebut sebagai orang-orang yang beruntung (al-muflihun). Selain itu, perkataan orang-orang yang berdakwah disebut sebagai sebaik-baiknya perkataan sebagaimana dalam firman Allah SWT, surat al-Fushshilat 41 : 33 yang artinya kurang lebih: "Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shalih, dan berkata: 'Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri'?"
Macam-Macam Dakwah
Macam-Macam Dakwah (berdasarkan media yang dipakai)
Dakwah bil Lisan
Dakwah jenis ini dilakukan secara lisan atau langsung diungkapkan dengan kata-kata. Dakwah seperti ini biasanya dalam bentuk ceramah, khutbah, pengajian.
Dakwah bil al-Hal
Dakwah bil al-Hal ini dilakukan dengan cara memberi contoh perbuatan yang nyata tentang apa yang ingin disampaikan melalui dakwah. Dengan demikian, diharapkan orang yang melihat akan mengikuti dan mencontoh apa yang mereka lihat.
Misalnya, juru dakwah memberi contoh untuk bersedekah, maka si penerima dakwah akan mencontoh perbuatan itu dan ikut bersedekah.
Dakwah bit Tadwin
Dakwah jenis ini dilakukan dengan media tulisan, baik tulisan cetak maupun media elektronik. Contoh dari dakwah jenis ini adalah penerbitan/perbanyakan kitab suci Al-Quran, kumpulan hadits, dll. Sehingga tulisan dakwah ini bisa dibaca oleh siapa saja.
Tak hanya itu, saat ini banyak pula tulisan dakwah yang menggunakan media koran, majalah, maupun internet. Banyak tulisan-tulisan yang intinya mengajak untuk beriman pada Allah SWT secara benar, dan diterbitkan dalam media-media tersebut. [ Niat Sholat Hajat, Cara, Waktu dan Manfaat ]
Keuntungan dari dakwah jenis ini adalah apa yang menjadi isi dakwah akan bisa terus dibaca oleh orang bahkan berulang-ulang dibaca, walaupun juru dakwah telah meninggal dunia.
Macam-Macam Dakwah (berdasarkan cara penyampaiannya)
Dakwah Fardiah
Dakwah ini biasanya dilakukan tanpa persiapan (spontanitas). Dakwah ini pun biasanya ditujukan pada satu orang maupun kelompok kecil yang hanya berjumlah beberapa orang. Contoh dakwah dengan metode ini adalah menegur dan menasehati seorang teman saat ia lalai akan sesuatu.
Dakwah Ammah
Berbeda dengan dakwah fardiah, dakwah jenis ini ditujukan kepada kelompok besar yang berjumlah banyak orang dengan cara lisan. Misalnya ceramah atau pidato, yang bertujuan untuk menanamkan suatu pengaruh pada siapapun yang mendengar dakwahnya.
Pelaku dakwah pun bisa perseorangan ataupun suatu kelompok dalam lembaga/organisasi tertentu.
Dakwah bil Hikmah
Dakwah yang satu ini adalah jenis dakwah persuasif yang halus. Bisa dilakukan melalui lisan, perbuatan, maupun tulisan. Ciri dakwah bil hikmah adalah tidak ada suruhan atau perintah yang mengharuskan penerima dakwah berbuat sesuatu. Walau dasarnya adalah mempengaruhi seseorang, dakwah ini dilakukan dengan pendekatan yang sangat halus sehingga kemungkinan terjadi konflik sangat minim sekali.
Tujuan dari dakwah jenis ini adalah si penerima dakwah bisa mengikuti ajakan si juru dakwah tanpa merasa terpaksa dan atas kemauan diri sendiri.
Contoh dakwah seperti ini misalnya menceritakan bagaimana kengerian saat kiamat terjadi, siapa yang akan celaka dan siapa yang akan selamat pada hari setelah kiamat nanti.
Setelah mendengar cerita ini, si penerima dakwah diharapkan bisa mengambil kesimpulan dan bisa memutuskan, apakah ia akan beriman pada Tuhan atau tidak.
Itulah macam macam dakwah, baik berdasarkan media yang dipakai, maupun berdasarkan cara melakukan dakwah. Anda ingin berdakwah? Silahkan pilih cara yang paling sesuai dengan Anda agar tujuan dakwah bisa tercapai dengan baik.
Media Dakwah dan Pengelolaannya
Islam memandang dan memposisikan media massa sebagai salah satu sarana pemercepat kebangkitan gerakan Islam itu sendiri. Media merupakan ruang luas yang memiliki beragam potensi. Media banyak ditempatkan sebagai alat untuk mencapai aneka macam tujuan orang-orang yang menggunakannya.
Di samping sebagai fungsi media sebagai alat kontrol sosial kehidupan bermasyarakat dan bernegara, meda juga memiliki aneka fungsi sesuaikan tujuan yang ingin dicapai orang-orang yang terlibat di dalamnya. Misalnya untuk kepentingan bisnis, kepentingan politik, kepentingan ekonomi, kepentingan sosial dan sebagainya.
Sementara Islam menempatkan media sebagai kepentingan dakwah dari nilai-nilai Islam itu sendiri. Dengan demikian terbentuklah apa yang disebut dengan media dakwah Islam, dimana media di sini berfungsi semata-mata untuk kepentingan dakwah Islam.
Ada banyak macam-macam media dakwah Islam. Sama halnya dengan media pada umumnya, bedanya hanya terletak pada ideologi yang mendasarinya. Ada media dakwah Islam cetak dan ada pula yang bersifat online. Media-media tersebut meskipun disampaikan dengan aneka cara yang berbeda, namun pada hakikatnya memiliki tujuan yang sama yakni untuk kebangkitan dan tersebarnya nilai-nilai Islam.
Mengelola sebuah media dakwah Islam bukanlah perkara yang mudah. Terlebih untuk media-media yang berbentuk cetak. Membutuhkan banyak perjuangan dan energi untuk menjaga konsistensinya. Ada beberapa hambatan klasikal yang terus membayang-bayangi pengelolaan sebuah media massa Islam. Yang pertama dan paling utama adalah soal dana finansial. [ Niat Sholat Dhuha (Bacaan), Rakaat, Doa ]
Rata-rata media cetak sulit bertahan dengan mulai suramnya kondisi bisnis media cetak. Media Islam senantiasa konsisten untuk menjaga sumber dana halal pengelolaan media tersebut. Biasanya pihak pengelola tidak akan menerima iklan-iklan yang bertentangan dengan visi misi sebuah media dakwah Islam. Alhasil kondisi ini menuntut keberanian yang besar para pengelolanya untuk dapat bertahan dengan kondisi keminiman dana.
Masalah kedua biasanya soal kualitas SDM pengelola. Meskipun hal ini tak seberapa berpengaruh, namun bagi media-media amatiran dalam skala kecil misalnya di kampus, hal ini sangat-sangat menjadi faktor kegagalan pengelolaan sebuah media dakwah.
Fungsi Media Dakwah
Beberapa fungsi dan peran utama sebuah media dakwah Islam dapat dirumuskan ke dalam poin-poin sebagai berikut;
Sebagai media alternatif rujukan yang akurat
Simpang siurnya arus informasi tentang identitas Islam di tengah-tengah media barat dan musuh-musuh Islam memberikan tuntutan kepada Islam untuk dapat menghadirkan media alternatif sebagai pelurus informasi dan rujukan yang benar terhadap tuduhan pihak-pihak yang tidak menyukai Islam.
Media Islam adalah media rujukan yang shahih bagi ummat Islam itu sendiri. Dengan adanya media dakwah Islam diharapkan kepada ummat Islam itu sendiri untuk dapat menjadikan media Islam sebagai media rujukan dalam mendapatkan informasi yang benar. Tidak sembaranga mempercayai media-media yang memburuk-burukkan Islam.
Membantu percepatan gerak dakwah Islam
Media Islam juga berfungsi sebagai katalisator atau pemercepat gerakan dakwah Islam. Kehadiran media dakwah Islam ikut membantu penyiaran dakwah yang dilakukan secara lisan. Media mewadahi sarana dakwah tulisan kepada para pendakwah. Media merupakan sebuah ruang luas yang dapat menyebarkan informasi secara efektif dan berpengaruh bagi kehidupan sosial.
Demikian pula jika nuansa dakwah mampu dikemas secara menarik melalui media. Nilainya akan dapat dirasakan lebih efektif dan mengena. Hal ini merupakan bagian dari karakteristik dakwah bil qolam itu sendiri.
Senjata melawan ghazwul fikri
Ghazwul fikri atau perang pemikiran yang dilancarkan musuh-musuh Islam salah satunya dilakukan melalui senjata media. Media dakwah Islam harus bangkit dan melawan arus serangan musuh ini.
Manfaat Dakwah
Berikut ini beberapa hal manfaat dakwah yang akan diperoleh dari aktivitas yang tidak bisa dilakukan oleh sembarangan orang ini;
Manfaat bagi para pelaku dakwah
Orientasi utama dari para pelaku dakwah terhadap aktivitas yang dilakukannya tak lain semata-mata adalah mengharap jannah dan pahala di sisi Allah SWT. Kebaikan orang yang melakukan dakwah adalah lebih baik dari pada dunia beserta isinya. Juga seperti kebaikan seekor onta merah. Dakwah yang dilakukan seseorang juga sekaligus sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas diri seseorang.
Seseorang yang akan menyampaikan sesuatu hal kepada orang lain hendaklah telah lebih dahulu mengerjakan apa yang akan ia sampaikan tersebut. Sebab amat besar kebencian di sisi Allah terhadap orang-orang yang mengatakan hal-hal yang tidak mereka kerjakan. Dengan kata lain manfaat dakwah juga bermakna pada kualitas diri seseorang yang melakukannya. Jika seseorang ingin baik, maka jadilah pendakwah, sebab ia tak hanya berusaha untuk memperbaiki orang lain, tapi juga sebagai upaya terus memperbaiki dirinya.
Manfaat dakwah bagi objek dakwah
Orang yang mau mendengar seruan dakwah adalah orang yang terbuka hatinya dan kelak akan menjadi orang yang beruntung di dunia dan akhirat. Sebab ia sedang diajak menuju kebaikan. Sebaliknya orang yang menolak ajakan dakwah adalah mereka yang merugi. Kerugian yang diderita tak hanya di dunia namun juga di akhirat kelak. Ibarat lowongan kerja, dakwah memiliki gaji yang luar biasa kelak di syurga. Dan itu akan Allah bayar dengan ganjaran kebaikan hidup tak hanya di akhirat namun juga saat di dunia.
Metode Dakwah Rasulullah
Metode dakwah Rasulullah merupakan sebaik-baik metode dakwah yang patut dicontoh dan diteladani oleh para penyeru agama Allah. Metode dakwah yang diajarkan Rasulullah bersifat bijaksana dan tidak mempersulit, akan tetapi berbuah pada keberhasilan yang dapat dilihat dari tersebarnya Islam ke jazirah-jazirah arab. Dalam kurun masa kurang dari enam puluh tiga tahun, Islam yang dibawa oleh Muhammad Rasulullah mampu berkembang secara pesat di tengah kondisi jahiliyah masyarakat arab yang cukup parah.
Akhlak Rasulullah adalah cerminan Al-Quran. Segala tindak tanduk Rasulullah merupakan aplikasi dari nilai-nilai Al-Quran. Rasulullah tidak hanya mengajarkan dakwah melalui lisan kepada ummatnya. Namun yang menjadi rahasia besar kesuksesan Rasulullah dalam berdakwah adalah kemampuan Rasulullah menyampaikan dakwah melalui contoh amal perbuatan. Segala bentuk amal perbuatan, ucapan dan ketetapan Rasulullah merupakan landasan hukum bagi ummat Islam, atau lebih dikenal dengan istilah hadist.
Metode dakwah Rasulullah senantiasa berlandaskan pada nilai-nilai Al-Quran. Al-Quran mengajarkan metode dakwah yang sangat bijaksana dan mengena. Kebijaksanaan ini semakin memperjelas kebenaran dan kemuliaan Islam sebagai agama paling akhir yang diakui oleh Allah SWT.
Kandungan Surat Al-Anfal ayat 125
Metode dakwah Rasulullah mengacu pada anjuran Allah mengenai cara berdakwah yang tercantum dalam Al-Quran surat An-Nahl ayat 125. Ayat ini mencakup beberapa metode dakwah sebagai berikut;
Disampaikan dengan cara yang hikmah dan pengajaran yang baik
Cara hikmah yang dimaksud di sini adalah perkataan yang tegas dan benar yang membedakan antara yang hak dan yang batil. Dakwah harus disampaikan dengan cara yang hikmah, hingga tidak menimbulkan hal samar-samar yang membingungkan. Pengajaran yang baik di dalam metode dakwah Rasulullah juga dimaknai sebagai dakwah yang baik disampaikan dengan cara yang lemah lembut.
Rasulullah telah mengajarkan kelemah lembutan yang beliau tunjukkan tak hanya kepada para sahabat dan orang-orang muslim. Namun juga tetap lemah lembut pada musuh yang akan membunuh beliau. Inilah ketinggian akhlak berdakwah Rasulullah yang mengacu pada anjuran hikmah dalam Al-Quran.
Mendebat dengan cara yang baik
Metode dakwah Rasulullah senantiasa menghindari cara berdebat yang hanya akan melemahkan seorang dai. Rasulullah senantiasa menghindari perdebatan yang diajak oleh kaum kafir Quraisy. Dan jikalau pun beliau terjebak ke dalam sebuah perdebatan, Rasulullah akan mendebat dengan cara yang sangat baik dan bijak. Hal ini beliau contohkan ketika suatu saat beliau ditemui oleh seorang utusan kaum kafir Quraisy. Utusan tersebut merayu dan membujuk Rasulullah untuk meninggalkan dakwah yang diperintahkan Allah. Sebagai gantinya kaum kafir Quraisy akan memberikan apa saja yang dikehendaki Rasulullah seperti harta, wanita dan jabatan.
Dalam kondisi perdebatan yang sangat penting tersebut (menyangkut akidah) Rasulullah mencontohkan sikap yang tenang dan cerdas. Beliau mempersilahkan utusan tersebut selesai bicara, beliau menanyakan kepada utusan tersebut, “Sudah selesai Anda berbicara?”. Inilah bentuk keteladanan Rasulullah yang diajarkan pada ummat manusia dalam menyebarkan dan menyampaikan ajaran dakwah. Bahkan dalam kondisi perdebatan yang sudah mencapai klimaks nilai-nilai dakwah sekalipun Rasulullah tetap mengajarkan kepada manusia cara berdebat dan berargumen yang baik dan bijak.
Membalas kejahatan dengan kebaikan
Metode dakwah Rasulullah lainnya yang diajarkan kepada ummatnya adalah membalas sikap jahat yang dilakukan objek dakwah dengan akhlak mulia yang mengetuk hati objek dakwah, untuk selanjutnya mengantarkannya kepada keimanan. Suatu ketika Rasulullah sering dicaci oleh seorang pengemis buta. Rasulullah senantiasa bersabar menyuapi dan memberi makan si pengemis, sementara dirinya selalu dihujat. Setelah Rasulullah wafat barulah si pengemis tersebut tau bahwa yang menyuapi dan memberinya makan selama ini adalah Rasulullah. Lantas si pengemis pun masuk Islam.