Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Klasifikasi Tingkat Pemahaman

Klasifikasi Tingkat Pemahaman - Seorang dikatakan memahami sesuatu kalau ia mengerti tentang segala sesuatu yang dikomunikasikan tanpa mengkaitkannya dengan bahan atau gagasan lain dan tanpa melihat implikasi-implikasi yang menyeluruh. 

Klasifikasi Tingkat Pemahaman

Klasifikasi Tingkat Pemahaman

Pemahaman dapat dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu:

Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, yaitu kemampuan memahami secara tepat dan cermat, sehingga dalam mengemukakan kembali hal-hal yang dipelajari tidak mengalami arti. Mulai dari terjemahan dalam arti yang sebenarnya, misalnya dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia, mengartikan Bhineka Tunggal Ika, mengartikan Merah Putih, menerapkan prinsip-prinsip listrik dalam memasang sakelar.

Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yaitu menjelaskan atau merangkum sesuatu yang dikomunikasikan. Menafsirkan, selain mengurutkan kembali, juga menambah wawasan baru terhadap hal-hal yang dikomunikasikan sehingga menjadi lebih jelas.

Pemahaman tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi, yaitu kemampuan dalam memperkirakan arah atau kecenderungan di luar data yang tersedia. Misalnya: kemampuan untuk menetapkan implikasi, konsekuensi, deduksi dan akibat dari sesuatu yang bertolak dari kondisi yang dihadapi. Dengan ekstrapolasi diharapkan seseorang mampu melihat di balik yang tertulis, dapat membuat ramalan tentang konsekuensi atau dapat memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, ataupun masalahnya.

Pemahaman Konsep Fisika

Pemahaman peserta didik akan materi fisika disadari tidak mudah untuk dicapai karena banyak hal yang mempengaruhi. Selama ini senantiasa ditemukan kenyataan bahwa mata pelajaran fisika oleh banyak peserta didik diyakini sebagai mata pelajaran yang susah. Hal tersebut tentunya berpengaruh terhadap minat belajar peserta didik. Untuk itu serangkaian upaya telah dilakukan agar peserta didik dapat belajar dengan baik tanpa terbebani oleh pikiran akan susahnya pelajaran fisika.

Pemahaman baru dapat diperoleh bila peserta didik telah melalui proses belajar. Dalam proses belajar akan ditemui hambatan-hambatan tertentu yang akan mengakibatkan peserta didik mengalami kesulitan belajar. Bila hal tersebut terjadi tanpa ada penanganan lanjut akan mengakibatkan prestasi belajar yang dicapai peserta didik menjadi rendah.

Pemahaman peserta didik akan materi fisika yang telah diajarkan, baru dapat diketahui oleh guru bila telah diadakan evaluasi. Dalam mengevaluasi pemahaman peserta didik tersebut, maka guru memerlukan tes. Tes tersebut yang menjadi tolak ukur apakah peserta didik sudah memahami atau belum memahami secara jelas materi yang telah diajarkan.